Minggu, 22 Maret 2015

SEJARAH KA'BAH


Umat Muslim di seluruh penjuru dunia mengarahkan kiblat shalatnya pada Ka’bah. Ka’bah atau yang juga disebut, “Baitul Atiq”, merupakan bangunan berbentuk kubus yang terletak ditengah-tengah Masjidil Haram. Banyak nama lain yang disebut dalam qur'an selain Ka’bah, seperti al-Bait, Baitullah, Baitul Haram, dan Qiblah. Pengertian dari Baitul Atiq yaitu rumah yang pertama kali dibangun di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat untuk manusia sebagai tempat beribadah itulah rumah yang di Bakkah (Mekkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi alam semesta." (QS. Ali Imran : 96).
Pada masa pra-Islam, Ka’bah dijadikan tempat beribadah para penganut paganisme (penyembah berhala). Mereka meletakkan patung-patung berhala disekeliling Ka’bah. Diantaranya patung berhala yang terbesar adalah Latta, Uzza, dan Hubal. Penganut paham ini berkeyakinan patung tersebut mampu menghubungkan antara manusia dengan tuhannya.

Oleh sebab itu, Nabi Muhammad SAW membersihkan berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Rasulullah SAW meneruskan ajaran moyangnya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam ajaran Tauhid. Tauhid mengajarkan bahwa tuhan tidak boleh disekutukan dengan benda atau makhluk apa-pun. Tuhan tidak beranak dan tidak pula diperanakkan sebagaimana tertuang dalam firman Allah SWT dalam QS.Al-Ikhlas.

Pemeliharaan Ka’bah pada masa nabi Muhammad SAW diserahkan kepada keturunan Bani Hasyim. Kemudian Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama sahabatnya. Sementara itu, pemeliharaan Ka’bah dan pelayanan haji di Mekkah dilakukan oleh Bani Syaibah, Khulafa Ar-Rasidin (Abu Bakar as-Shiddiq. Umar bin Khattab, 'Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib), Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyyah, lalu Dinasti Utsmaniyah Turki.

Saat ini, keluarga kerajaan Arab Saudi memelihara dan melayani dua kota suci, yaitu Mekkah dan Madinah, sekaligus bertanggung jawab atas pemeliharaan Ka’bah. Pada hakikatnya, Ka’bah merupakan warisan nabi Ibrahim as. Ali al-Hasani dalam kitab "Tarikh Makkah" menegaskan dengan pendapat yang rasional dan faktual, bahwa Ka’bah adalah warisan Nabi Ibrahim As. Karena Ka’bah yang sekarang identik dengan bangunan yang didirikan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa Ka’bah telah ada sebelum meniupkan ruh Nabi Adam as, atau pendapat yang mengatakan Ka’bah didirikan oleh Nabi Adam as adalah pendapat yang patut dihargai.

Dari data di buku-buku sejarah disebutkan bahwa saat itu usia Nabi Ismail As. menginjak 30 tahun. Nabi Ibrahim As. Dan Nabi Ismail As. Datang membawa misi suci, yaitu mendirikan Ka’bah. Kemudian Nabi Ibrahim As menceritakan niat sucinya yaitu membangun rumah Tuhan kepada putranya.

Dalam kitab "Muruj al-Dzahab" oleh Al-Mas’udi menerangkan bahwa Ka’bah memiliki panjang tiga puluh hasta, lebarnya dua puluh dua hasta, dan ketebalannya tujuh hasta. Bangunan ini memiliki daun pintu, tetapi tidak beratap. Dalam Firman Allah QS. Al-Baqarah : 127, "Tatkala Ibrahim dan Ismail menyempurnakan bangunan Ka’bah, Ya Tuhan kami terimalah doa-doa kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"

Ka’bah dibangun di tempat yang tandus dan sepi. Sehingga bangunan ini sangat luar biasa dan tidak bisa dibayangkan bagaimana Nabi Ibrahim as. Bersama Nabi Ismail As. mendirikannya. Menurut Qatadah, bahan-bahan yang digunakan untuk mendirikan Ka’bah didatangkan dari Harra, Lebanon, Sinai, dan Turnzeta. Sementara itu, Suhail menerangkan, bahan-bahan bangunan Ka’bah disediakan oleh malaikat.

6 komentar: